Sinopsis Tentang Kamu - Darwis Tere Liye

Judul           : Tentang Kamu 
Penulis        : Tere Liye 
Editor          : Triana Rahmawati 
Penerbit       : Republika 
Halaman      : 524 
Cetakan       : I, Oktober 2016 

Novel karya Tere Liye kali ini memiliki kurang lebih lima latar belakang, London, Pulau Bungin, Surakarta, Jakarta dan Paris. Yang pertama kita akan memulai dari Belgrave Square, London di sebuah firma hukum yaitu Thompson & Co. Zaman Zulkarnaen, bekerja di Thompson & Co sebagai junior associate sejak dua tahun lalu setelah menyelesaikan kuliah master hukum di Oxford University.   

Asal muasal kisah ini adalah kematian seorang wanita tua di sebuah panti jompo di Paris yang ternyata adalah seorang milliader. Bahkan kekayaan yang dimiliki menyaingi kekayaan yang Ratu Inggris.Thompson & Co diminta mengurus atas harta warisan wanita tersebut, dan yang menanganinya langsung adalah Zaman. Zaman dipilih langsung oleh penguasa tunggal Thompson & Co bukan tanpa alasan. Karena Zaman dan kliennya tersebut memiliki kewarganegaraan yang sama, Indonesia.  

Panti Jompo yang letaknya berdekatan dengan icon Kota Peranciss yaitu menara Eiffel adalah tempat investigasi pertama dimulai. Aimee, seorang gadis petugas panti yang akrab sekali dengan Sri Ningsih sejak kedatangannya dipanti sampai Sri Ningsih menghembuskan nafas terakhirnya. Aimee memberikan agenda milik Sri kepada Zaman agar bisa digunakan sebagai petunjuk.
Halaman pertama agenda Sri, dibaliknya ada foto Sri dengan latar belakang Pulau Bungin, Sumbawa , Indonesia. Sri Ningsih, lahir di Pulau Bungin tahun 1940-an. Usianya sekarang sekitar 70-an (th 2016). Sri Ningsih adalah buah hati dari Nugroho dan Rahayu. Sejak lahir Sri seorang piatu. Ayahnya pelaut yang tangguh, kehidupan keluarga mereka lebihd ari cukup. Sejak dalam kandungan Rahayu sama sekali tidak ingin anaknya menjadi seorang pelaut. Maka Nugroho menepati janji yang ia buat terhadap istrinya, menyekolahkan Sri di pulau seberang. Sejak kecil tak terbilang betapa tangguhnya Sri ,setiap hari harus melakukan perjalanan menggunakan perahu agar bisa bersekolah. 
Setelah kejadian tersebut Ibu tiri Sri yang dulu menyayangi Sri perangainya berubah. Beruntung Sri memiliki seorang teman baik bernama Ode, anak kepala kampung Pulau Bungin. 
Setiap selesai membaca epilog saya seperti merasa selalu jatuh hati dengan karyanya. Mengusung tokoh yang 'sederhana' dalam sebuah paragraf yang bisa menghasilkan energi luar biasa bagi pembaca.


Ayahnya menikah lagi di penghujung tahun 1954 dengan Nusi Maratta yang kemudian melahirkan Tilamuta. Diusia Sri yang ke sembilan tahun 1955 ayahnya meninggal karena badai. 


Ode, tahu benar tentang Sri selama tinggal di Pulau Bungin. Ibu tiri Sri memaksa Sri mengerjakan semua urusan rumah, juga mencari uang. Sri putus sekolah. Paginya repot mengurus urusan rumah, siang sampai petang mencari teripang dan bulu babi untuk dijual, malam-malam tidur di teras rumah tanpa alas. Kehidupan Sri  terbalik seratus delapan puluh derajat.  

Nusi Maratta meninggal karena peristiwa kebakaran. Tilamuta yang selamat bersama Sri meninggalkan Pulau Bungin dengan bantuan guru sekolah Sri, Tuan Guru Bajang. Sri dan Tilamuta dikirim ke pondok pesantren Kiai Ma’sum di Surakarta, tahun 1961. 

Setelah menapaktilasi tempat kelahiran Sri, Zaman bergegas menuju Surakarta. Menggunakan pesawat jet pribadi milik firma hukum tempatnya bekerja. Sebenarnya sebulan yang lalu Zaman baru saja pulang ke Bandung, menengok Ibunya.  

Sri memiliki sekaligus dua orang sahabat sejak tinggal di pondok pesantren milik Kiai Ma’sum. Nur’aini, gadis berusia lima belas tahunan yang seumuran dengan Sri adalah anak Kiai Ma’sum. Sulastri, seorang guru yang mengajar di pondok pesantren tersebut. Persahabatan merupakan hal penting dalam kisah hidup Sri. Karena didalam buku agenda Sri, terpasang sebuah foto Sri dengan dua orang sahabatnya

Beruntung Zaman bisa menemui salah satu dari keduanya yaitu Nur’aini putri Kiai Ma’sum yang meneruskan mengelola pesantren namun sekarang sudah dilanjutkan oleh putranya. Nur’aini yang usianya tidak bisa dibilang muda lagi, saat mengetahui maksud kedatangan Zaman untuk mengurus harta warisan milik Sri Ningsih sahabatnya sama sekali tidak tercengang. Bagi Nur’aini yang tahu benar siapa Sri, maka tidak heran jika sahabat yang ia puji keluasan hati dan rasa sabarnya memiliki harta warisan yang tak terhitung. Nur’aini menceritakan tentang persahabatan mereka bertiga dan seluruh kejadian. Kejadian yang langsung dialami oleh Nur’aini maupun yang diceritakan oleh Sri. Sebuah persahabatan yang rusah karena rasa dengki yang dimiliki oleh Sulastri. 

Mereka bertiga hidup rukun didalam pesantren. Sulastri sudah menikah dengan salah seorang guru yang mengajar dipondok pesantren, Musoh. Setelah Nur’aini dan Sri selesai sekolah mereka berdua juga mengajar di pondok pesantren sama seperti Sulastri. Kemudian Nur’aini menikah karena telah dilakukan perjodohan dua keluarga. Arifin yang menikah dengan Nur’aini memang berbakat untuk membantu Kiai Ma’sum mengurus pesantren. Dimana sebelumnya urusan tersebut adalah tugas Musoh.  

Kemudian muncul rasa dengki dihati Musoh terhadap Arifin. Dampaknya  terhadap persahabatan diantara Sri, Nur’aini dan Sulastri. Sulastri lantas mendukung Musoh untuk menjatuhkan Arifin.  

Sebuah pengkhianatan akhirnya terjadi. Satu kejadian yang membuat Nur’aini kehilangan kedua orang tuanya, puluhan nyawa tak terselamatkan, begitu juga dengan Tilamuta yang tinggal dipondok pesantren milik Kiai Ma’sum. Luka yang tak kunjung sembuh setelah puluhan tahun berlalu. Sulastri dan Musoh adalah penyebabnya. Pesantren porak-poranda akibat ulah sepasang suami istri yang hatinya dipenuhi rasa dengki. Sri yang mengetahui rencana Musoh dan Sulastri sebelumnya berusaha mencegah, namun sayang dengki telah membuat seluruh panca indera keduanya tertutup. 

Setelah peristiwa tersebut, Sri yang telah kehilangan seluruh anggota keluarganya memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Mencari pekerjaan hingga akhirnya menjadi seorang guru di Sekolah Rakyat.  

Semenjak tinggal di Jakarta Sri hanya berkirim surat dengan Nur’aini untuk berkomunikasi. Menceritakan semua yang dialaminya di Ibuota. Hanya Nur’aini-lah satu-satunya yang bisa ia ajak berbagi kehidupan saat itu. Sri memiliki banyak profesi setelah menetap di Jakarta. Pertama ia menjadi guru di Sekolah Rakyat, pedagang kaki lima, pemilik sebuah perusahaan sewa mobil dan seorang buruh pabrik. Buruh pabrik sabun yang berbakat, Sri bahkan sempat ke Singapura. Semua kejadian sulit yang menimpa Sri tidak lantas membuat ia berhenti. Selalu bersemangat di setiap penghujung surat yang dikirim ke Nur’aini. 

Setelah beberapa kali berganti profesi, akhirnya Sri menjadi pemilik sebuah pabrik sabun. Dari sinilah awal kekayaan yang dimiliki Sri, seorang milliader asal Indonesia yang meninggal di Paris beberapa hari lalu. Zaman terus melakukan penyelidikan dibantu dengan agenda Sri, dan tambahan surat-surat yang diberikan oleh Nur’aini. 

Pabrik sabun tersebut diberi nama Rahayu. Dipimpin langsung oleh Sri, bukan seorang dari lulusan sekolah bisnis hanya seorang dengan kegigihan dan sifat sabarnya yang membuat orang termangu ketika mengetahui sudah berapa kali kejadian pilu yang terjadi di kehidupan Sri. Sri memilik kanan tangan, Catherine. Seorang anak yang ia tolong dari Jakarta yang katanya kejam, ia beri makan dan pekerjaan.  

Catherine adalah orang selanjutnya yang Zaman temui setelah Nur’aini. Pabrik sabun milik Sri sekarang dikepalai oleh Catherine setelah Sri menjual 100% kekayannya dengan SPV. Setelah melakukan transaksi penjualan pabrik tersebut Sri pergi ke London. Tidak ada yang tahu, Catherine dan Nur’aini pun tidak tahu menahu, kehilangan malah. 

London, 1980-1999. Sri tinggal di salah satu apartemen di perkampungan masyarakat asia,profesinya sekarang seorang pengemudi Angkutan Kota London. Sri memiliki keluarga baru dari tempat tinggal barunya, keluarga India. Di usianya yang sudah hampir kemudian Sri menikah dengan pemuda asal Turki, Hakan Karim. Masa-masa paling bahagia dalam kehidupan Sri. Memiliki belahan jiwa yang sungguh mau melakukan apa saja hanya untuk melihat senyum dari wajah wanita yang pertama kali ia temui di angkutan kota. Keluasan hati dan rasa sabarnya kembali di uji. Dua kali berkesempatan memiliki momongan, dua kali pula kesempatan itu hilang. Tidak berhenti disitu, di tahun ketigabelas usia pernikahannya Hakan pergi untuk selama-lamanya. Tepat di penghujung tahun 1999 bulan Desember, Sri meninggalkan London tanpa diketahui oleh siapapun. Kejadian ini sama persis dengan sembilan belas tahun lalu ketika Sri menghilang setelah menjual 100% kekayaan pabriknya, pergi meninggalkan Jakarta. 

Tinggal di sebuah panti jompo dengan orang-orang seusiannya. Enam puluh tahunan usianya. Sri menjadi seorang guru tari disebuah sekolah di dekat panti. Semangatnya tidak pernah luntur, meski kulitnya mulai keriput dan rambutnya beruban. Sri bersama murid-muridnya terbang berkeliling dunia dengan Tari-tarian yang Sri ajarkan. Diundang oleh beberapa kedutaan Paris yang berada di luar negri, dari satu benua ke benua lainnya. Tepat di penghujung umurnya Sri genap sudah pernah menginjakkan kaki di lima buah benua, yang terakhir adalah Australia.  

Masa-masa terakhirnya di panti jompo, tidak dihabiskan begitu saja. Sama seperti sebelumnya saat meninggalkan Indonesia, Sri meninggalkan seluruh hartanya dengan cara yang tidak pernah terpikirkan. Pun kali ini, surat mengenai pembagian harta warisan telah dibuat olehnya. Sebelum hari Sri menghembuskan nafas terakhirnya ia menyuruh seseorang mengirimkan dua surat. Sebuah surat untuk firma hukum tempat Zaman bekerja, dan sebuah surat lagi yang dikirim adalah surat wasiat.  

Demi mempertahankan kepemilikan dan keadilan atas harta tersebut, maka Zaman harus menemukan surat wasiat pembagian harta yang ditulis oleh Sri. Didalam surat tersebut termuat, nama-nama diatas, orang-orang yang pernah bersinggungan langsung dengan kehidupan Sri. Mulai dari Tilamuta adik Sri yang ternyata masih hidup, Ode, Tuan Guru, Bajang, Catherine, orang-orang di London, dan Aimee. Tentu saja Zaman Zulkarnaen berhasil memecahkan kasus Sri Ningsih, sekaligus membuat ia menduduki kursi senior lawyer di Thompson & Co.  

Novel Tentang Kamu memberi kita banyak pelajaran dari setiap tokohnya. Bagaimana tangguhnya Sri yang 1000x jatuh maka harus dipastikan 1001x kita bangkit. Sri yang memiliki hati dengan batas kemampuan sabar yang ternyata tak memiliki batas. Tidak menangisi suatu hal yang telah berakhir, namun tersenyum karena hal tersebut pernah terjadi.


Selamat membaca!


Comments

Popular Posts