Sinopsis Tentang Kamu - Darwis Tere Liye
Judul :
Tentang Kamu
Penulis : Tere Liye
Editor : Triana
Rahmawati
Penerbit : Republika
Halaman : 524
Novel karya
Tere Liye kali ini memiliki kurang lebih lima latar belakang, London, Pulau
Bungin, Surakarta, Jakarta dan Paris. Yang pertama kita akan memulai dari
Belgrave Square, London di sebuah firma hukum yaitu Thompson & Co.
Zaman Zulkarnaen, bekerja di Thompson & Co sebagai junior
associate sejak dua tahun lalu setelah
menyelesaikan kuliah master hukum di Oxford University.
Asal muasal kisah ini adalah kematian
seorang wanita tua di sebuah panti jompo di Paris yang ternyata adalah seorang milliader. Bahkan
kekayaan yang dimiliki menyaingi kekayaan yang Ratu Inggris.Thompson & Co diminta
mengurus atas harta warisan wanita tersebut, dan yang menanganinya langsung
adalah Zaman. Zaman dipilih langsung oleh penguasa tunggal Thompson &
Co bukan tanpa alasan. Karena Zaman dan kliennya tersebut memiliki
kewarganegaraan yang sama, Indonesia.
Panti Jompo
yang letaknya berdekatan dengan icon Kota Peranciss yaitu menara
Eiffel adalah tempat investigasi pertama dimulai. Aimee, seorang gadis petugas
panti yang akrab sekali dengan Sri Ningsih sejak kedatangannya dipanti sampai
Sri Ningsih menghembuskan nafas terakhirnya. Aimee memberikan agenda milik
Sri kepada Zaman agar bisa digunakan sebagai petunjuk.
Halaman pertama agenda Sri, dibaliknya ada foto Sri dengan latar belakang Pulau Bungin, Sumbawa , Indonesia. Sri Ningsih, lahir di Pulau Bungin tahun 1940-an. Usianya sekarang sekitar 70-an (th 2016). Sri Ningsih adalah buah hati dari Nugroho dan Rahayu. Sejak lahir Sri seorang piatu. Ayahnya pelaut yang tangguh, kehidupan keluarga mereka lebihd ari cukup. Sejak dalam kandungan Rahayu sama sekali tidak ingin anaknya menjadi seorang pelaut. Maka Nugroho menepati janji yang ia buat terhadap istrinya, menyekolahkan Sri di pulau seberang. Sejak kecil tak terbilang betapa tangguhnya Sri ,setiap hari harus melakukan perjalanan menggunakan perahu agar bisa bersekolah.
Setelah kejadian tersebut Ibu tiri Sri yang dulu menyayangi Sri perangainya berubah. Beruntung Sri memiliki seorang teman baik bernama Ode, anak kepala kampung Pulau Bungin.
Setiap selesai membaca epilog saya seperti merasa selalu jatuh hati dengan karyanya. Mengusung tokoh yang 'sederhana' dalam sebuah paragraf yang bisa menghasilkan energi luar biasa bagi pembaca.
Halaman pertama agenda Sri, dibaliknya ada foto Sri dengan latar belakang Pulau Bungin, Sumbawa , Indonesia. Sri Ningsih, lahir di Pulau Bungin tahun 1940-an. Usianya sekarang sekitar 70-an (th 2016). Sri Ningsih adalah buah hati dari Nugroho dan Rahayu. Sejak lahir Sri seorang piatu. Ayahnya pelaut yang tangguh, kehidupan keluarga mereka lebihd ari cukup. Sejak dalam kandungan Rahayu sama sekali tidak ingin anaknya menjadi seorang pelaut. Maka Nugroho menepati janji yang ia buat terhadap istrinya, menyekolahkan Sri di pulau seberang. Sejak kecil tak terbilang betapa tangguhnya Sri ,setiap hari harus melakukan perjalanan menggunakan perahu agar bisa bersekolah.
Setelah kejadian tersebut Ibu tiri Sri yang dulu menyayangi Sri perangainya berubah. Beruntung Sri memiliki seorang teman baik bernama Ode, anak kepala kampung Pulau Bungin.
Setiap selesai membaca epilog saya seperti merasa selalu jatuh hati dengan karyanya. Mengusung tokoh yang 'sederhana' dalam sebuah paragraf yang bisa menghasilkan energi luar biasa bagi pembaca.
Ayahnya
menikah lagi di penghujung tahun 1954 dengan Nusi Maratta yang kemudian
melahirkan Tilamuta. Diusia Sri yang ke sembilan tahun 1955 ayahnya meninggal
karena badai.
Ode, tahu
benar tentang Sri selama tinggal di Pulau Bungin. Ibu tiri Sri memaksa Sri
mengerjakan semua urusan rumah, juga mencari uang. Sri putus sekolah. Paginya
repot mengurus urusan rumah, siang sampai petang mencari teripang dan bulu
babi untuk dijual, malam-malam tidur di teras rumah tanpa alas. Kehidupan
Sri terbalik seratus delapan puluh derajat.
Nusi Maratta
meninggal karena peristiwa kebakaran. Tilamuta yang selamat bersama Sri meninggalkan
Pulau Bungin dengan bantuan guru sekolah Sri, Tuan Guru Bajang. Sri dan
Tilamuta dikirim ke pondok pesantren Kiai Ma’sum di Surakarta, tahun 1961.
Setelah
menapaktilasi tempat kelahiran Sri, Zaman bergegas menuju Surakarta. Menggunakan
pesawat jet pribadi milik firma hukum tempatnya bekerja. Sebenarnya sebulan
yang lalu Zaman baru saja pulang ke Bandung, menengok Ibunya.
Sri memiliki
sekaligus dua orang sahabat sejak tinggal di pondok pesantren milik Kiai
Ma’sum. Nur’aini, gadis berusia lima belas tahunan yang seumuran dengan Sri
adalah anak Kiai Ma’sum. Sulastri, seorang guru yang mengajar di pondok
pesantren tersebut. Persahabatan merupakan hal penting dalam kisah hidup Sri.
Karena didalam buku agenda Sri, terpasang sebuah foto Sri dengan dua orang
sahabatnya.
Beruntung
Zaman bisa menemui salah satu dari keduanya yaitu Nur’aini putri Kiai Ma’sum
yang meneruskan mengelola pesantren namun sekarang sudah dilanjutkan oleh
putranya. Nur’aini yang usianya tidak bisa dibilang muda lagi, saat
mengetahui maksud kedatangan Zaman untuk mengurus harta warisan milik Sri
Ningsih sahabatnya sama sekali tidak tercengang. Bagi Nur’aini yang tahu benar
siapa Sri, maka tidak heran jika sahabat yang ia puji keluasan hati dan rasa
sabarnya memiliki harta warisan yang tak terhitung. Nur’aini menceritakan
tentang persahabatan mereka bertiga dan seluruh kejadian. Kejadian yang
langsung dialami oleh Nur’aini maupun yang diceritakan oleh Sri. Sebuah
persahabatan yang rusah karena rasa dengki yang dimiliki oleh Sulastri.
Mereka bertiga
hidup rukun didalam pesantren. Sulastri sudah menikah dengan salah seorang guru
yang mengajar dipondok pesantren, Musoh. Setelah Nur’aini dan Sri selesai
sekolah mereka berdua juga mengajar di pondok pesantren sama seperti Sulastri. Kemudian
Nur’aini menikah karena telah dilakukan perjodohan dua keluarga. Arifin yang
menikah dengan Nur’aini memang berbakat untuk
membantu Kiai Ma’sum mengurus pesantren. Dimana sebelumnya urusan tersebut
adalah tugas Musoh.
Kemudian
muncul rasa dengki dihati Musoh terhadap Arifin. Dampaknya terhadap
persahabatan diantara Sri, Nur’aini dan Sulastri. Sulastri lantas mendukung
Musoh untuk menjatuhkan Arifin.
Sebuah
pengkhianatan akhirnya terjadi. Satu kejadian yang membuat Nur’aini kehilangan
kedua orang tuanya, puluhan nyawa tak terselamatkan, begitu juga dengan
Tilamuta yang tinggal dipondok pesantren milik Kiai Ma’sum. Luka yang tak
kunjung sembuh setelah puluhan tahun berlalu. Sulastri dan Musoh adalah
penyebabnya. Pesantren porak-poranda akibat ulah sepasang suami istri yang hatinya
dipenuhi rasa dengki. Sri yang mengetahui rencana Musoh dan Sulastri
sebelumnya berusaha mencegah, namun sayang dengki
telah membuat seluruh panca indera keduanya tertutup.
Setelah
peristiwa tersebut, Sri yang telah kehilangan seluruh anggota keluarganya
memutuskan untuk pindah ke Jakarta. Mencari pekerjaan hingga akhirnya menjadi
seorang guru di Sekolah Rakyat.
Semenjak
tinggal di Jakarta Sri hanya berkirim surat dengan Nur’aini untuk
berkomunikasi. Menceritakan semua yang dialaminya di Ibuota. Hanya Nur’aini-lah
satu-satunya yang bisa ia ajak berbagi kehidupan saat itu. Sri memiliki banyak
profesi setelah menetap di Jakarta. Pertama ia menjadi guru di Sekolah Rakyat,
pedagang kaki lima, pemilik sebuah perusahaan sewa mobil dan seorang buruh
pabrik. Buruh pabrik sabun yang berbakat, Sri bahkan sempat ke Singapura. Semua
kejadian sulit yang menimpa Sri tidak lantas membuat ia berhenti. Selalu
bersemangat di setiap penghujung surat yang dikirim ke Nur’aini.
Setelah
beberapa kali berganti profesi, akhirnya Sri menjadi
pemilik sebuah pabrik sabun. Dari sinilah awal kekayaan yang dimiliki Sri, seorang milliader asal
Indonesia yang meninggal di Paris beberapa hari lalu. Zaman terus melakukan
penyelidikan dibantu dengan agenda Sri, dan tambahan surat-surat yang diberikan
oleh Nur’aini.
Pabrik sabun tersebut diberi nama Rahayu. Dipimpin langsung oleh Sri, bukan
seorang dari lulusan sekolah bisnis hanya seorang dengan kegigihan dan
sifat sabarnya yang membuat orang termangu ketika mengetahui sudah berapa kali
kejadian pilu yang terjadi di kehidupan Sri. Sri memilik kanan tangan,
Catherine. Seorang anak yang ia tolong dari Jakarta yang katanya kejam, ia beri
makan dan pekerjaan.
Catherine
adalah orang selanjutnya yang Zaman temui setelah Nur’aini. Pabrik sabun milik
Sri sekarang dikepalai oleh Catherine setelah
Sri menjual 100% kekayannya dengan SPV. Setelah melakukan transaksi penjualan
pabrik tersebut Sri pergi ke London. Tidak ada yang tahu, Catherine dan
Nur’aini pun tidak tahu menahu, kehilangan malah.
London,
1980-1999. Sri tinggal di salah satu apartemen di perkampungan masyarakat
asia,profesinya sekarang seorang pengemudi Angkutan Kota London. Sri memiliki
keluarga baru dari tempat tinggal barunya, keluarga India. Di usianya yang
sudah hampir kemudian Sri menikah dengan pemuda asal Turki, Hakan Karim. Masa-masa
paling bahagia dalam kehidupan Sri. Memiliki belahan jiwa yang sungguh mau
melakukan apa saja hanya untuk melihat senyum dari wajah wanita yang pertama
kali ia temui di angkutan kota. Keluasan hati dan rasa sabarnya kembali di
uji. Dua kali berkesempatan memiliki momongan, dua kali pula kesempatan itu
hilang. Tidak berhenti disitu, di tahun ketigabelas usia pernikahannya
Hakan pergi untuk selama-lamanya. Tepat di penghujung tahun 1999 bulan
Desember, Sri meninggalkan London tanpa diketahui oleh siapapun. Kejadian ini sama persis dengan sembilan belas tahun lalu ketika
Sri menghilang setelah menjual 100% kekayaan pabriknya, pergi meninggalkan
Jakarta.
Tinggal di
sebuah panti jompo dengan orang-orang seusiannya. Enam puluh tahunan usianya.
Sri menjadi seorang guru tari disebuah sekolah di dekat panti. Semangatnya
tidak pernah luntur, meski kulitnya mulai keriput dan rambutnya beruban. Sri
bersama murid-muridnya terbang berkeliling dunia dengan Tari-tarian yang Sri
ajarkan. Diundang oleh beberapa kedutaan Paris yang berada di luar negri, dari
satu benua ke benua lainnya. Tepat di penghujung umurnya Sri genap sudah pernah
menginjakkan kaki di lima buah benua, yang terakhir adalah Australia.
Masa-masa
terakhirnya di panti jompo, tidak dihabiskan begitu saja. Sama seperti
sebelumnya saat meninggalkan Indonesia, Sri meninggalkan seluruh hartanya
dengan cara yang tidak pernah terpikirkan. Pun kali ini, surat mengenai
pembagian harta warisan telah dibuat olehnya. Sebelum hari Sri menghembuskan
nafas terakhirnya ia menyuruh seseorang mengirimkan dua surat. Sebuah surat
untuk firma hukum tempat Zaman bekerja, dan sebuah surat lagi yang dikirim
adalah surat wasiat.
Demi
mempertahankan kepemilikan dan keadilan atas harta tersebut, maka Zaman
harus menemukan surat wasiat pembagian harta yang ditulis oleh Sri. Didalam
surat tersebut termuat, nama-nama diatas, orang-orang yang pernah bersinggungan
langsung dengan kehidupan Sri. Mulai dari Tilamuta adik Sri yang ternyata masih
hidup, Ode, Tuan Guru, Bajang, Catherine, orang-orang di London, dan Aimee.
Tentu saja Zaman Zulkarnaen berhasil memecahkan
kasus Sri Ningsih, sekaligus membuat ia menduduki kursi senior lawyer di Thompson
& Co.
Novel Tentang
Kamu memberi kita banyak pelajaran dari setiap tokohnya.
Bagaimana tangguhnya Sri yang 1000x jatuh maka harus dipastikan 1001x kita
bangkit. Sri yang memiliki hati dengan batas kemampuan sabar yang ternyata tak
memiliki batas. Tidak menangisi suatu hal yang telah berakhir, namun tersenyum
karena hal tersebut pernah terjadi.
Selamat
membaca!
Comments
Post a Comment