E-Billing cara baru bayar pajak!
Yukk ngobrol seputar Pajak. Aplikasi yang baru saja diluncurkan oleh DJP (Direktorat Jendral Pajak) adalah e-billing. Jika dipahami secara sepintas kita pasti sudah bisa menebak aplikasi semacam apa e-billing "bill" artinya tagihan, "e" artinya elektronik atau bisa diartikan online. Bayar tagihan secara online.
Per Januari 2016 sekarang SSP (Surat Setoran Pajak) digantikan dengan SSE (Surat Setoran Elektronik). Hubungannya apa sama e-billing? SSE kita dapatkan dari aplikasi e-billing meski menunya di aplikasi ini namanya masih SSP. Tapi tenang, yang belum pake SSE gag akan didenda kok. Karena jangka waktu penggunaannya diwajibkan per Juni 2016. Namanya juga aplikasi baru, gag bisa dong langsung cas cis cus semua WP (Wajib Pajak) bisa menggunakan. Disadari dari situ maka pemerintah memberikan jangka waktu agar secara bertahap semua WP bisa menggunakan aplikasi tersebut.
Kenapa sih kok sekarang pake SSE? Dibuat nya aplikasi ini tentu bukan tanpa alasan. Pernah mendengar kalimat ini "bayar pajak kok ribet sekali!!". Ambil SSP ke kantor pajak, pengisian tidak diperbolehkan salah, bayar pajak ke bank antrinya lama sekali, jam pelayanan pun terbatas. Salah satu alasannya mungkin ini. Kemudian muncul juga suara "beli tiket pesawat, kereta api online. Beli baju, tas, sepatu, bisa online. Kenapa bayar pajak tidak?". Akhirnya DJP pun mengikuti jalan tersebut demi terciptanya kemudahan seperti sekarang ini. Meskipun sudah terlaksana namun belum sepenuhnya sempurna. Proses penyempurnaan terus dilakukan oleh pihak DJP nah sedang kita sebagai WP juga harus berusaha mengikuti proses tersebut. Berikut ulasannya.
Cara Baru Bayar Pajak
Dalam rangka transisi implementasi MPN G2 dari MPN G1, maka per 1 Januari 2016 berlaku ketentuan sebagai berikut:
- Pembayaran Pajak melalui Non - Bank BUMN, BUMD, atau Kantor Pos Persepsi wajib menggunakan mekanisme e-billing Direktorat Jenderal Pajak
- Pembayaran Pajak melalui Bank BUMN, BUMD, atau Kantor Pos Persepsi masih dapat menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) hingga tanggal 30 Juni 2016. Per 1 Juli 2016 Wajib Pajak hanya dapat menggunakan mekanisme e-billing Direktorat Jenderal Pajak untuk membayar pajak yang terutang
Sesuai dengan S-5226/PB/2015, Bank-bank tersebut di bawah masih dapat melayani pembayaran pajak melalui MPN G-1 (MPN Generasi 1) yaitu membayar pajak dengan mengisi Surat Setoran Pajak hingga tanggal 30 Juni 2016
1. BANK RAKYAT INDONESIA
|
17. BPD JAWA BARAT DAN BANTEN
|
2. BANK NEGARA INDONESIA
|
18. BPD KALIMANTAN BARAT
|
3. BANK MANDIRI
|
19. BPD MALUKU
|
4. BANK TABUNGAN NEGARA
|
20. BPD BENGKULU
|
5. POS INDONESIA
|
21. BPD JAWA TENGAH
|
6. BPD KALIMANTAN SELATAN
|
22. BPD JAWA TIMUR
|
7. BPD KALIMANTAN TIMUR
|
23. BPD NUSA TENGGARA BARAT
|
8. BPD SULAWESI TENGGARA
|
24. BPD NUSA TENGGARA TIMUR
|
9. BPD YOGYAKARTA
|
25. BPD SULAWESI TENGAH
|
10. BANK DKI
|
26. BPD SULAWESI UTARA
|
11. BANK LAMPUNG
|
27. BPD BALI
|
12. BANK KALIMANTAN TENGAH
|
28. BPD PAPUA
|
13. BPD ACEH
|
29. BPD RIAU
|
14. BPD JAMBI
|
30. BPD SUMATERA SELATAN
|
15. BPD SULAWESI SELATAN
|
31. BPD SUMATERA UTARA
|
16. BPD SUMATERA BARAT
|
Direktorat Jenderal Pajak telah menyiapkan Sistem Billing Pajak Versi Terbaru yang dapat diakses pada link berikut ini:E-Billing versi 2
Fitur tambahan pada Sistem Billing Pajak versi terbaru antara lain:
- pembuatan Billing atas NPWP pihak lain (untuk Potongan/Pungutan pajak)
- pembuatan Billing untuk untuk jenis Pembayaran Pajak tanpa-NPWP
Apabila anda tetap ingin mengakses Sistem Billing Pajak versi lama silakan klik link berikut ini : E-Billing versi 1
Informasi terkait dengan pelaksanaan e-Billing Direktorat Jenderal Pajak, berhubungan erat dengan istilah-istilah seperti e-Billing, Billing System, MPN-G1 dan MPN-G2. Perbedaan pengertian istilah yang muncul tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
e-Billing: Metode pembayaran pajak secara elektronik menggunakan Kode Billing.
Kode Billing sendiri adalah kode identifikasi yang diterbitkan melalui sistem Billing atas suatu jenis pembayaran atau setoran pajak yang akan dilakukan Wajib Pajak.
Kode Billing sendiri adalah kode identifikasi yang diterbitkan melalui sistem Billing atas suatu jenis pembayaran atau setoran pajak yang akan dilakukan Wajib Pajak.
Dari masa ke masa, proses pembayaran pajak dapat digambarkan sebagai berikut:
- Bayar langsung di Kantor Kas Negara (Administratie Kantoor Voor de Landkassen)
- Pembayaran melalui Bank --> Muncul istilah Bank Persepsi --> TUPRP (1994) --> Pembayaran masih bersifat Offline
- Revolusi Perbankan, Kebangkitan Sistem Informasi, DotCom --> Online Banking System --> MP3 (Monitoring Pelaporan dan Pembayaran Pajak)
- Undang-Undang Keuangan Negara & Undang Undang Perbendaharaan --> Modul Penerimaan Negara (MPN)
- Pembayaran elektronik --> MPN-G2 --> e-Billing (sse.pajak.go.id) --> e-Billing DJP Online (sse2.pajak.go.id)
Billing System: Sistem yang menerbitkan kode billing untuk pembayaran atau penyetoran penerimaan negara secara elektronik, tanpa perlu membuat Surat Setoran (SSP, SSBP, SSPB) manual, yang digunakan e-Billing Direktorat Jenderal Pajak.
MPN-G1: Modul Penerimaan Negara Generasi Pertama (MPN-G1) yang digunakan e-BillingDirektorat Jenderal Pajak dan mekanisme pembayaran pajak lainnya yang selama ini digunakan.
MPN-G2: Modul Penerimaan Negara yang digunakan layanan e-Billing. Modul penerimaan Negara Generasi Kedua (MPN G2) adalah sistem penerimaan negara yang menggunakan surat setoran elektronik. Surat setoran elektronik adalah surat setoran yang berdasarkan pada sistem billing.
MPN-G2: Modul Penerimaan Negara yang digunakan layanan e-Billing. Modul penerimaan Negara Generasi Kedua (MPN G2) adalah sistem penerimaan negara yang menggunakan surat setoran elektronik. Surat setoran elektronik adalah surat setoran yang berdasarkan pada sistem billing.
Sistem MPN G2 ini disusun untuk memperbaiki sistem MPN sebelumnya (MPN G1). Sebagai sebuah sistem, Modul Penerimaan Negara berhasil mengintegrasikan sistem penerimaan negara yang selama ini terpisah. Penyempurnaan Modul Penerimaan Negara melibatkan unit-unit pemilik tagihan lingkup Kementerian Keuangan yang dikenal dengan sebutan biller, yakni Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dan Direktorat Jenderal Anggaran. Sementara itu, sistem yang menghubungkan dengan sistem perbankan dan sistem settlement dikelola oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan pengelolaan infrastruktur oleh Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan Sekretariat Jenderal.
Arah penyempurnaan MPN G2 meliputi perubahan dari sistem manual ke billing system, dari layanan over the counter (teller) ke layanan online, dari single currency menjadi dapat melayani valuta asing, dari terbatas pada beberapa jenis penerimaan menjadi mencakup keseluruhan penerimaan. MPN G2 diharapkan mendukung pelaksanaan cash management yang baik dengan menyajikan informasi penerimaan negara secara real time yang didukung keandalan teknologi informasi dalam penerapan Treasury Single Account
Arah Penyempurnaan MPN G2
| |||||||||||||||||||||
|
Langkah Penggunaan
e-Billing Direktorat Jenderal Pajak
1. BUAT
Kode Billing
2. BAYAR
Kode Billing
Mulai 1 Januari 2016, secara bertahap mekanisme pembayaran pajak melalui MPN G1 akan dihentikan. Untuk selanjutnya pembayaran pajak akan menggunakan mekanisme MPN G2 secara penuh. Adapun tempat pembayaran pajak yang telah menggunakan MPN G2 tersaji dalam tabel berikut:
No
|
Nama
|
Mata Uang
|
Channel Pembayaran
| ||||
Teller
|
ATM
|
IB
|
MB
|
EDC
| |||
1
|
BANK RAKYAT INDONESIA
|
IDR,USD
|
v
|
v
|
v
|
-
|
v
|
2
|
BANK NEGARA INDONESIA
|
IDR,USD
|
v
|
v
|
v
|
-
|
v
|
3
|
BANK MANDIRI
|
IDR,USD
|
v
|
v
|
v
|
-
|
v
|
4
|
BANK CIMB NIAGA
|
IDR
|
v
|
-
|
v
|
-
|
-
|
5
|
POS INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6
|
BPD SUMSEL BABEL
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
7
|
CITIBANK, N.A
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
BPD JAWA BARAT DAN BANTEN
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
9
|
BANK CENTRAL ASIA
|
IDR
|
v
|
v
|
v
|
-
|
-
|
10
|
BANK INTERNASIONAL INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
v
|
-
|
-
|
11
|
BANK OF TOKYO-MITSUBISHI UFJ. LTD
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
12
|
BANK BNI SYARIAH
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
13
|
BPD KALIMANTAN SELATAN
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
14
|
BPD RIAU KEPRI
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
15
|
BANK NUSANTARA PARAHYANGAN
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
16
|
BPD NUSA TENGGARA TIMUR
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
17
|
BPD LAMPUNG
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
18
|
BPD SUMATERA BARAT
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
19
|
BANK SULAWESI UTARA
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
20
|
BANK PAN INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
21
|
BPD SUMATERA UTARA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
22
|
HSBC
|
IDR
|
v
|
-
|
v
|
-
|
-
|
23
|
BPD JAWA TIMUR
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
24
|
DEUTSCHE BANK AG
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
25
|
BANK DBS INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
v
|
-
|
-
|
26
|
BANK PERMATA
|
IDR
|
v
|
-
|
v
|
-
|
-
|
27
|
BANK TABUNGAN NEGARA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
28
|
BANK MIZUHO INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
29
|
BPD BALI
|
IDR
|
v
|
-
|
v
|
v
|
-
|
30
|
BANK UOB INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
31
|
BANK ACEH
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
32
|
BANK EKONOMI RAHARJA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
33
|
BPD KALIMANTAN TIMUR
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
34
|
BPD BENGKULU
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
35
|
BANK DANAMON INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
v
|
-
|
-
|
36
|
BANK SYARIAH MANDIRI
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
37
|
BANK NUSA TENGGARA BARAT
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
38
|
BANK SUMITOMO MITSUI INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
39
|
BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
40
|
BANK DKI
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
41
|
BANK ANZ INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
42
|
BPD SULSELBAR
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
43
|
BPD DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
44
|
STANDARD CHARTERED BANK
|
IDR
|
v
|
-
|
v
|
-
|
-
|
45
|
BANK OF AMERICA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
46
|
BANK KEB HANA INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
47
|
BPD SULAWESI TENGAH
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
48
|
BANK SINARMAS
|
IDR
|
v
|
v
|
v
|
-
|
-
|
49
|
BPD KALIMANTAN TENGAH
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
50
|
BPD PAPUA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
51
|
BPD JAMBI
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
52
|
BPD SULAWESI TENGGARA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
53
|
BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
54
|
BANK METRO EXPRESS
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
55
|
BANK MASPION INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
56
|
BANK BUMI ARTA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
57
|
BANK QNB INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
58
|
BANK ICBC INDONESIA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
59
|
BANK COMMONWEALTH
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
60
|
BANK BUKOPIN
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
61
|
JP MORGAN CHASE BANK
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
62
|
BANK OCBC NISP
|
IDR
|
v
|
v
|
v
|
-
|
-
|
63
|
BPD JAWA TENGAH
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
64
|
PT. BANK MNC INTERNATIONAL, Tbk
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
65
|
BPD KALIMANTAN BARAT
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
66
|
BPD MALUKU
|
IDR
|
v
|
v
|
-
|
-
|
-
|
67
|
BANK RESONA PERDANIA
|
IDR
|
v
|
-
|
-
|
-
|
-
|
*) IB : Internet Banking, MB : Mobile Banking, EDC : Electronic Data Capture
|
Manfaat Penggunaan e-Billing
LEBIH MUDAH
|
LEBIH CEPAT
|
LEBIH AKURAT
|
Ref:
http://www.pajak.go.id/e-billing
Comments
Post a Comment